Kamis, 18 Juni 2015

Kuartal I-2015, Penjualan Properti Anjlok 34 Persen

Jakarta - Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 berdampak cukup besar pada sektor industri properti. Pada periode itu penjualan properti ditaksir anjlok 34 persen.

"Kita tahu bahwa kondisi ekonomi melambat dan tentu berdampak terhadap industri properti. Sampai kuartal pertama tahun ini, perkiraan kami penjualan turun 34 persen dan ini sangat tajam. Perlu ada terobosan dari pemerintah untuk pemulihan sektor properti," kata Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Eddy Hussy, di sela acara penandatangan MoU dengan supplier, di Intiland Tower, Jakarta, Selasa (5/5) petang.

Dia mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum memprediksi sejauh mana proses pemulihan pertumbuhan industri properti di Tanah Air. Selain faktor ekonomi yang melambat, faktor lain juga sangat berpengaruh seperti kebijakan pemerintah soal loan to value (LTV). Selain itu, adanya rencana pemerintah menerapkan pajak barang mewah lewat PPnBM bagi apartemen juga ikut mempengaruhi industri.

"Kinerja perusahaan properti sejatinya sangat bergantung dengan kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah seperti kebijakan LTV. Kebijakan itu harus segera direvisi," kata dia.

Eddy berharap, ada kebijakan baru yang membuat sektor properti bisa kembali pulih. Pasalnya, kata dia, sektor properti merupakan sektor utama pertumbuhan dan penggerak ekonomi. Sektor ini memberikan manfaat bagi jutaan orang untuk bisa bekerja dan memberikan multplier effect pada industri pendukung seperti semen dan keramik.

"Meski ekonomi melamban, kami sebagai pengembang harus tetap optimistis bahwa kinerja properti pada kuartal berikutnya bisa positif," katanya.

Menurut dia, ada beberapa strategi yang dilakukan anggota REI menghadapi kondisi saat ini. Dia mencontohkan, pengembang melihat respons pasar terlebih dahulu sebelum melakukan penjualan. Selain itu, melakukan promosi penjualan agar produk properti yang dipasarkan bisa terserap pasar. "Kalau pasar melamban, kami akan mengerem proyek baru," kata dia.

Di sisi lain, Eddy mengatakan, program sejuta rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan mampu membuat perekonomian membaik. Pasalnya, tambah dia, program tersebut mampu menyerap tenaga kerja yang banyak dan perekonomian pun akan bergerak.

"Program Pak Jokowi soal sejuta rumah saya kira sangat bagus dan bisa mendongkrak ekonomi, memberikan lapangan kerja, material, industri akan terpicu," jelasnya.

Imam Mudzakir/FER